Management Pondok Pesantren


Sistem Manajemen Pondok Pesantren Mahasiswa yang Ideal


(Karya ilmiah)
diajukan untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja
Di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad Surabaya
Oleh : Aisyah Umaroh (Zulaikha)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan dalam pembuatan karya tulis ini ini tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Shalawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi agung Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliau kita dapat merasakan kehidupan yang damai ini dalam Dinnul Islam.
Sehubungan dengan adanya penulisan karya tulis ini kami sebelumnya minta maaf, apabila ada kesalahan atau kekeliruan yang ada dalam karya tulis ini, oleh karena itu dalam pengkajian suatu yang ditelaah ini terfokuskan pada suatu inti yang mana isi yang terkandung di dalam karya tulis ini yaitu pembahasan Sistem manajemen Pondok pesantren mahasiswa yang ideal.

Dari sinilah kami sebagai penulis, mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kamar Zulaikha yang telah memberikan motivasi sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan ini. Semoga Allah membalas atas kebaikan dan menyertakannya atas kita.

Kami sadar bahwa tulisan ini jauh dari kata yang sempurna. Untuk itu kami selalu membuka diri akan kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca untuk melengkapi makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya dan dapat sedikit mewujudkan pengetahuan didalam lembaran ini

Surabaya, 15 April 2010

Penulis

BAB I


PENDAHULUAN










A. LATAR BELAKANG MASALAH




Pondok pesantren mahasiswa merupakan tempat tinggal bagi mahasiswa yang juga mempunyai keinginan untuk memperdalam ilmu agama di pondok tersebut. Seperti yang sudah kita ketahui bersama layaknya sebuah lembaga lain tentunya memiliki manajemen yang akan mengarahkan langkah suatu lembaga itu, Begitu pula dengan pondok pesantren mahasiswa tentunya memiliki menagement dalam menjalankan program-program agar pembelajaran dan aktivitas santri lebih maksimal sesuai dengan yang di harapkan.







Suatu manajemen pondok pesantren mahasiswa tentu akan sangat berbeda penerapannya dengan pondok pesantren salafiyah pada umumnya karena pemikiran dan orientasi penghuni pondok yang pasti berbeda. Untuk lebih jelasnya di dalam karya tulis ini akan di bahas manajemen pondok pesantren mahasiswa sehingga dapat di katakan ideal.





B. RUMUSAN MASALAH

• Bagaimana manajemen pondok pesantren mahasiswa dapat di katakan ideal?




• Prinsip apa yang di gunakan pondok pesantren sehingga di katakan ideal?




• Bagaimana pola kepemimpinan pada pondok pesantren ideal?





C. TUJUAN

Tujuan penulis menulis karya tulis ini agar kita mengetahui bentuk manajemen yang di gunakan pondok pesantren ideal dan selanjutnya agar memahami, mengerti dan dapat mengaplikasikan dalam proses pendidikan di pondok pesantren yang akan di kelola sehingga terwujudlah pondok pesantren yang dapat di katakan ideal.








BAB II


PEMBAHASAN








A. Manajemen pondok pesantren mahasiswa yang ideal

Kata pesantren berasal dari kata ‘santri’ yang memiliki arti istilah yang di gunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan islam tradisional di jawa. Kata santri yang mendapat imbuhan ‘pe’ di awal dan ‘an’ di akhir memiliki arti tempat para santri menuntut ilmu.










Kebanyakan pondok pesantren menerapkan manajemen yang berorientasi pada penanaman jiwa ketulusan, ke sukarelaan, yang biasanya dikenal dengan istilah khusus dengan “lillahi ta’ala”. Konsep lillahi ta’ala menjiwai hampir semua aktivitas pada pondok pesantren. Hanya saja konsep tersebut pada masa lalu banyak memiliki kelemahan yang utamanya disebabkan karena tidak diimbangi dengan kemampuan dan profesionalisme yang memadai sehingga pelaksanaan manajemen pada pondok pesantren tersebut apabila dilihat dari kacamata modern tampak ‘amburadul’ dan kurang efisien. Meski tidak dapat di pungkiri konsep lilahi ta'ala dapat menjadi modal dasar utama dalam kehidupan pondok pesantren tradisional selama ini serta menjadikan pondok pesantren menjadi tahan banting dari segala gangguan dan pengaruh perubahan jaman. Karakteristik manajemen berbasis pondok pesantren dapat dianalisis dengan pendekatan sistem yaitu dari segi input-proses-output.








1. Output yang diharapkan

Pondok pesantren harus memiliki target output yang di harapkan adalah prestasi pondok pesantren yang di hasilkan oleh proses pendidikan dan pembelajaran serta manajemen yang ada di pondok pesantren. Yang pada umumnya diklasifikasikan menjadi empat yaitu :










a. Output berupa prestasi pengetahuan akademik-keagamaan




Prestasi pengetahuan yang merupakan output andalan dan sekaligus menjadi ciri khas dari pendidikan di pondok pesantren tanpa output tersebut secara baik maka suatu pondok pesantren akan kehilangan jati dirinya yang memang ahli dalam bidang ilmu agama islam. Output ini di tandai dengan tingginya penguasaan lulusan dalam bidang keagamaan misalnya: kemampuan dalam bidang bahasa arab yang sangat mahir dengan nahwu-sharafnya dapat membaca kitab kuning secara bagus, membaca Al-Qur'an dengan sangat lancar, menguasai hukum islam secara baik, memiliki akhlak yang baik, memiliki keterampilan berdakwah secara bagus, memiliki wawasan keislaman secara baik, dan kemampuan keislamannya yang lain secara baik pula.








b. Output berupa prestasi pengetahuan akademik –umum

Prestasi pengetahuan yang merupakan di harapkan dapat meningkatkan para lulusan pondok pesantren agar ahli dalam mata pelajaran seperti matematika, sains, bahasa Indonesia serta bahasa asing sebagai modal dalam peningkatan kemampuan serta memenangkan persaingan yang ketat di era global. Untuk mencapai bidang ini di harapkan sebuah pondok pesantren mau melakukan kerja sama dengan lembaga lain.








c. Output berupa prestasi dalam hal ketrampilan/kecakapan hidup

Dengan dibekalinya ketrampilan / kecakapan hidup (life skill achiefement) di harapkan para santri setelah keluar dari pondok pesantren dapat hidup mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain. Misalnya di ajarkannya cara penulisan buku yang memang ketika ia menuntut ilmu di universitas sudah dibekali untuk itu, media dakwah modern, dan ketrampilan lain yang intinya dapat meningkatkan skill para santri.








d. Output berupa prestasi dalam bidang non akademik

Kemampuan yang tentunya dapat mendukung dari tiga kemampuan di atas misalnya: rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesam, kejujuran, keingintahuan yang tinggi, kedisiplinan, dan dapat bekerjasama dengan baik kepada sesama baik secara cooperatif maupun secara kolaboratif.








2. Proses di pondok pesantren

Di antara karakteristik yang harus di miliki oleh pondok pesantren mahasiswa yang ideal adalah:



Menjunjung tinggi IMTAQ dan akhlakul karimah.
Proses pembelajaran di pondok pesantren yang memiliki keefektifan yang tinggi sehingga membedakan dengan lembaga lain.
Adanya kepemimpinan pondok pesantren yang kuat.
Lingkungan pondok pesantren yang aman dan tertib yang menjadikan mahasiswa tidak kelayapan mengurusi hal-hal yang tidak berguna
Adanya pengelolaan tenaga yang efektif.
Pondok pesantren memiliki kelompok kerja (team work) yang cerdas, dinamis, dan kompak.
Pondok pesantren memiliki kemandirian yang tinggi.
Adanya partisipasi yang tinggi dari warga pondok pesantren dan masyarakat.
Adanya transparansi manajemen.
Adanya kemampuan dan kemauan untuk berubah.
Adanya perencanaan, evaluasi, dan perbaikan secara berkala.
Pondok pesantren responsive, dan antisipatif, terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Pondok pesantren memiliki komunikasi yang baik.
Pondok pesantren memiliki akuntabilitas yang tinggi.
Pondok pesantren memiliki kemampuan menjaga subtanbilitas (kelangsungan hidupnya) secara baik.




3. Input pondok pesantren




Karakteristik dari pondok pesantren yang efektif di antaranya memiliki input dengan karakteristik sebagai berikut



Adanya kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas.
Sumber daya tersedia dan siap.
Staf yang kompeten berdedikasi tinggi dan berakhlakul karimah.
Memiliki harapan prestasi yang tinggi.
Focus pada pelanggan khususnya para santri
Adanya input manajemen yang memadai untuk menjalankan roda pondok pesantren (adanya tugas yang jelas, rencana yang rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan rencana, adanya aturan yang jelas dan tegas, serta adanya sistem pengendalian mutu yang efektif.


Apabila ada 3 aspek ini yang meliputi input, proses dan output maka di harapkan setiap santri tentunya akan mendapatkan bekal yang cukup sehingga setelah keluar dari pondok pesantren kelak seorang santri tak kan mungkin membebankan hidupnya kepada orang lain dan dia akan mampu hidup mandiri.








B. Prinsip Pondok Pesantren Mahasiswa Ideal

Beberapa prinsip yang harus di miliki oleh pondok pesantren sehingga dapat dikatakan ideal adalah sebagai berikut:



Teosentrik
Ikhlas dan pengabdian
Kearifan
Kesederhanaan
Kolektifitas (barokatul jama’ah)
Mengatur kegiatan bersama
Kebebasan terpimpin
Kemandirian
Tempat menuntut ilmu dan mengabdi
Mengamalkan ajaran agama
Belajar di pesantren bukan untuk mencari sertifikat / ijazah saja
Kepatuhan terhadap kiyai




Sedangkan pesantren juga memiliki peran dan fungsi yang setiap tahun selalu berubah, ketika awal (masa syaikh Maulana Malik Ibrahim) lembaga pondok pesantren memiliki fungsi sebagai pusat pendidikan dan penyiaran agama islam. Kedua fungsi ini bergerak saling menunjang pendidikan dapat di jadikan bekal dalam mengumandangkan dakwah sementara dakwah dapat di manfaatkan sebagai sarana dalam membangun sistem pendidikan.





C. Pola kepemimpinan Pondok Pesantren Ideal

Keefektifan perilaku kepemimpinan dapat di teropong dari beberapa sudut pandang diantaranya :



Sudut pandang kekuasaan.




Dari sudut ini seorang pemimpin dapat menggunakan secara otoriter, demokrasi dan leissez faire. Di dalam agama Islam sosok sebagai kyai adalah seseorang yang memiliki gelar yang harus di hormati layaknya raja, sehingga seseorang yang menjadi kyai dia akan di patuhi semua apa yang ia katakan oleh masyarakat setempat. Posisi yang serba menentukan itu akhirnya justru cenderung menyumbangkan terjadinya otoritas mutlak, Seorang kyai adalah sosok yang mengendalikan sumber-sumber terutama pengetahuan dan wibawa.yang merupakan bagi santri nya . maka kyai menjadi tokoh yang melayani sekaligus melindungi santri.



Sudut pandang tingkah laku.




Dari sudut pandang tingkah laku ini seorang pemimpin dapat menggunakan gaya kepemimpinan yaitu :

Menunjukkan masalah, alternatif pemecahan masalah, dan apa yang harus di lakukan oleh kelompok.
Menjual keputusan dengan meyakinkan kelompok, bahwa keputusan itu paling baik dan harus di laksanakan.
Menguji kelompok melalui pelemparan masalah dan alternatif pemecahan sedangkan keputusan di ambil setelah adanya reaksi dari kelompok.
Berkonsultasi atau menggabungkan diri dengan kelompok dalam arti berpartisipasi di dalam kerja kelompok.
Menyerahkan kepada kelompok kekuasaan untuk mengambil keputusan dan mengakui keputusan itu.

Sudut torehan ke depan


Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada torehan ke depan terdapat dua gaya kepemimpinan, yaitu :

Berorientasi pada pencapaian tujuan, walaupun suasana tegang.
Berorientasi pada pemeliharaan suasana kerja yang akrab, meskipun memungkinkan tujuan tidak tercapai.




Sehingga dari ke dua gaya tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pemeliharaan suasana kerja rendah, upaya pencapaian tujuan rendah
Upaya pemeliharaan suasana kerja tinggi, pencapaian tujuan rendah.
Upaya pencapaian tujuan rendah, suasana kerja tinggi.
Upaya pencapaian tujuan tinggi, suasana pemeliharaan kerja rendah.

Sudut pandang waktu



Gaya kepemimpinan permanen yaitu gaya dasar yang sangat sulit berubah.
Gaya kepemimpinan situasional yaitu gaya kepemimpinan yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan sewaktu-waktu.




BAB III


PENUTUP




A. Kesimpulan




Pondok pesantren menerapkan manajemen yang berorientasi pada penanaman jiwa ketulusan, kesukarelaan, yang biasanya di kenal dengan istilah khusus dengan “lillahi ta’ala”. Konsep lillahi ta’ala menjiwai hampir semua aktivitas pada pondok pesantren. Hanya saja konsep tersebut pada masa lalu banyak memiliki kelemahan yang utamanya disebabkan karena tidak diimbangi dengan kemampuan dan profesionalisme yang memadai sehingga pelaksanaan manajemen pada pondok pesantren tersebut apabila dilihat dari kacamata modern tampak ‘amburadul’ dan kurang efisien. Meski tidak dapat dipungkiri konsep lilahi ta'ala dapat menjadi modal dasar utama dalam kehidupan pondok pesantren tradisional selama ini serta menjadikan pondok pesantren menjadi tahan banting dari segala gangguan dan pengaruh perubahan jaman. Karateristik manajemen berbasis pondok pesantren dapat dianalisis dengan pendekatan sistem yaitu dari segi input-proses-output.











Beberapa prinsip yang harus di miliki oleh pondok pesantren sehingga dapat dikatakan ideal adalah sebagai berikut: Teosentrik, Ikhlas dan pengabdian, Kearifan, Kesederhanaan, Kolektifitas (barokatul jama’ah), Mengatur kegiatan bersama, Kebebasan terpimpin, Kemandirian, Tempat menuntut ilmu dan mengabdi, Mengamalkan ajaran agama, Belajar di pesantren bukan untuk mencari sertifikat / ijazah saja, Kepatuhan terhadap kyai.








Keefektifan perilaku kepemimpinan dapat di teropong dari : Sudut pandang kekuasaan, Sudut pandang waktu, Sudut torehan ke depan, Sudut pandang tingkah laku.











DAFTAR PUSTAKA

Sulton, M, Khusnuridlo, Moh, Manajemen Pondok Pesantren Dalam Perspektif Global, Yogyakarta: Laksbang Pressindo, 2006
Asrohah, Hanun, Pelembagaan Pesantren : Asal-Usul dan Perkembangan Pesantren di Jawa, Jakarta: Bagian proyek, peningkatan informasi penelitian dan diklat keagamaan Departemen Agama RI, 2004
Qomar, Mujamil, Pesantren : Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga, 2002
M.M. Billah, Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat Memasuki Millennium III’ makalah disampaikan pada seminar di hotel Syahid Jaya Jakarta 8-9 November 1999

0 komentar:

Post a Comment